Bangsa Indonesia adalah negara kepulauan dengan ribuan pulau terhampar di zamrud khatulistiwa. Luasnya wilayah Indonesia menjadikannya memiliki keanekaragaman suku-bangsa, agama, budaya dan adat istiadat. Keanekaragaman yang majemuk ini di satu sisi menjadi modal yang luar biasa untuk diekplorasi dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan bangsa. Namun di sisi lain perbedaan suku-bangsa, agama, dan adat-istiadat tidak jarang menjadi sumber konflik di suatu negara saat tidak dikelola dengan baik.
Belajar dari konflik agama, etnis dan budaya di negara lain, setidaknya ada beberapa kondisi yang memiliki kesamaan pola dimana beberapa hal menjadi kerawanan hingga memuncak menjadi konflik.
Inilah beberapa kondisi yang BIASA terjadi sebelum terjadinya konflik di suatu negara :
1. Ada opini yang menggiring kepada ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan kinerjanya. Ketidakpercayaan beda dengan kritik. Kritik itu ada niat untuk memperbaiki pemerintahan. Kalau ketidakpercayaan itu artinya yang dilakukan pemerintah semuanya buruk. Yang lebih jahat mulai timbul fitnah yang sudah masuk ke ranah pribadi tokoh, bukan melakukan kritisi terhadap kinerja dan kebijakan namun menyerang kehormatan pribadi tokoh;
2. Menciptakan gesekan politik horisontal di tengah masyarakat, dengan membuat kubu-kubu politik di tengah masyarakat lalu digesekkan satu sama lain. Hembuskan isu-isu skandal politik meskipun itu adalah berita bohong (hoax);
3. Menciptakan intoleransi baik antar umat beragama maupun intern umat beragama. Intoleransi antar umat beragama dengan cara menanamkan pandangan bahwa umat agama lain itu buruk, najis, dan merupakan musuh yang mengancam agama sendiri;
4. Dalam kondisi yang sudah “terkondisikan”, orang tidak bertanggung jawab akan menghembuskan satu isu kasus yang “daya ledaknya” tinggi. Satu saja isu itu dihembuskan, maka sempurnalah jalan menuju negara konflik yang berperang saudara.
Misal di Irak dihembuskan isu pembantai kaum Kurdi oleh Saddam Hussein. Di Suriah isu Syiah-Sunni. Di Afghanistan isu pemerintah thoghut pro-kafir. Di Libya isu kediktatoran Qadhafi. Begitu juga di negara-negara Afrika dan lain-lain.
6. Saat sudah terjadi gesekan, langkah selanjutnya adalah suplly senjata. Tapi kan senjata mahal ? Ya mahal, tapi banyak sponsor yang mau menggelotorkan dana untuk mendanai perang saudara demi kepentingan mereka. Bisnis senjata illegal masih menjadi primadona pengusaha hitam jaringan kejahatan internasional.
7. Akhirnya negara hancur. Infrastruktur hancur. Ekonomi hancur. Kehidupan pun lenyap dari negara tersebut.
Bagaimana solusinya ? Saya tidak tahu. Karena semua negara yang sedang mengalami hal tersebut hingga hari ini mereka masih perang.
Yang bisa kita lakukan adalah hanya MENCEGAH sebelum semuanya terlambat untuk disesali..!
Lalu apa yang bisa kita lakukan sekarang :
1. Bangun kepercayaan kepada pemerintah, dan berikan kesempatan mereka bekerja, siapa pun yang memimpin. Awasi mereka agar tidak korupsi. Kritik mereka dengan sopan dan santun. Usahakan kritik melalui jalur ilmiah dan produktif.
2. Berdewasalah dalam dunia politik. Politik sebenarnya adalah akibat dari pergaulan manusia yang kompleks. Politik lahir dari kebutuhan manusia satu sama lain. Maka jika kita paham semua hal ini, maka kita bisa bersikap dewasa dalam berpolitik.
3. Pahamilah keanekaragaman aliran / madzhab dan pendapat dalam internal agama masing-masing. Lalu pahami bahwa setiap madzhab itu sebenarnya bersumber dari satu sumber yang sama yaitu kitab suci.
4. Bangun persaudaraan antar umat beragama atas nama kemanusiaan. Jika kita tidak bisa menerima keyakinan agama orang lain, maka setidaknya kita menerima mereka karena kita sama-sama manusia. Sama-sama menghirup udara yang sama di planet ini. Dan sama-sama meminum air yang sama dari bumi yang sama.
5. Hindari isu, hoax, desas-desus, dan fitnah. Yakinlah menyebarkan dan menerima berita bohong itu adalah salah, dalam Islam bahkan berdosa dan melanggar ajaran Al-Qur’an.
6. Waspadai kepentingan ekonomi yang orientasinya murni kepentingan uang. Biasanya mereka siap mendanai apa saja yang menguntungkan kepetingan ekonomi mereka.
7. Berdoalah menurut keyakinan masing-masing kepada Tuhan, agar menjauhkan Indonesia dari kehancuran perang saudara.
*Salam Perdamaian!*
Disarikan dari artikel : Global Conflict : Causes and Solutions For Peace
Oleh : Prof.Vikas Shah MBE